Catatan I. Polisi berasal politie
(Latin, politia; Yunani, polis,politeia) bermakna warga kota atau pemerintahan
kota. Di masa lalu, pada dunia Helenis,
Polis,merupakan negara kota yang otonom dan mandiri, tapi biasanya tergabung
dengan aliansi (bersama) polis lainnya, sehingga membentuk semacam Kerajaan.
Karena semakin kompleksnya sikon
hidup dan kehidupan Polis, maka pemerintahan polis memerlukan orang-orang
tertentu untuk menjaga keamanan masyarakat (dan mereka bukan tentara); oleh
sebab itu dipilih dari antara penduduk. Mereka harus mengikuti kemauan -
kehendak (policy, bahkan perintah pemerintah kota) untuk menjaga dan melayani
masyarakat.
Sehingga jika ada tindak kekerasan -
kriminal dan lain sebagainya, masyarakat tak perlu melapor ke istana, tetapi
cukup datang ke/pada petugas-petugas keamanan tersebut. Dan jika para petugas
tersebut tiba di/pada tkp, masyarakat (akan) berkata, “polis sudahadaatau polis
sudah datang, dan lain sebagainya.” Dalam arti, petugas-petugas tersebut
mewakili dan bertindak atas nama pemerintah kota/polisdalam/ketika
menyelesaikan masalah. Dalam kerangka
itu, polismerupakan petugas yang mewakili pemerintah untuk menciptakan rasa
aman, tenteram, damai, serta ketertiban, dan lain sebagainya kepada
rakyat. Sehingga, kehadiran dan sebutan
untuk dan kehadiran para petugas polis tersebut, disamakan dengan kehadiran
pemerintah yang menenangkan rakyat.
Lama kelamaan, mungkin pada abad
pertengahan di Eropa, ketika pamor negara kota sudah tak ada, dan berganti
dengan kerajaan, penyebutan policy-polis masih tetap dipergunakan; serta
fungsinya sama seperti masa-masa sebelumnya; policy - polisi, sebagai orang diangkat
dan mewakili pemerintah untuk memberikan ketenteraman kepada warga atau rakyat.
Catatan II. Empat hari setelah
kemerdekaan, tepatnya tanggal 21 Agustus 1945, di Surabaya, seorang perwira
polisi Belanda, Inspektur Kelas I (Letnan Satu) Polisi Mochammad Jassin, memproklamirkan lahirnya Pasukan Polisi
Republik Indonesia. [Perlu diingat bahwa, pada waktu itu, RI belum mempunyai
kekuatan angkatan bersenjata]. Lahirnya Pasukan Polisi RI (selanjutnya POLRI),
pada masa itu, merupakan Institusi yang mempunyai kekuatan bersenjata pertama
yang dimiliki, RI; Polri lahir sebagai satu-satunya satuan bersenjata yang
relatif lengkap.
Tugas awalnya pada waktu itu adalah
melakukan pembersihan dan pelucutan senjata terhadap tentara Jepang yang kalah
perang; dan diikuti dengan membangkitkan semangat moral dan patriotik seluruh
rakyat maupun satuan-satuan bersenjata yang sedang dilanda depresi dan
kekalahan perang.
Ketika, tentara Sekutu dan ribuan
tentara Belanda menyerbu Indonesia, 29 September 1945, dengan dalih ingin
melucuti tentara Jepang; muncul berbagai kontak senjata secara sporadis antara
sekutu dan kekuatan senjata RI yang ada pada waktu itu adalah pasukan Polri,
bersama laskar – rakyat bersenjata.
10 Nopember 1945, merupakan puncak
Pertempuran Surabaya, ada dua nama yang yang menjadi kiblat komando, yaitu Bung
Tomo dan Inspektur Mochammad Jassin, (sampai saat ini, saya sangat heran dengan
tenggelamnya nama Mochamad Jassin dalam/pada teks Sejarah Pertempuran
Surabaya). Mereka berdua, mungkin saja pada kubu yang jauh - berbeda secara
geografis, tetapi menjadi penggerak - pengatur – motivator, sehingga semangat
pantang menyerah, maju menyerang, berkorban ada pada darah dan jiwa pemuda/i
Surabaya. Mereka bertempur, bertempur, bertempur, dan sampai tak ada suara.
Polri tidak berhenti di situ, tetapi
terus membhaktikan diri (sesui perintah dan amanat Negara) pada berrbagai
operasi militer, penumpasan pemberontakan dari DI & TII, PRRI, PKI RMS RAM
dan G 30 S/PKI serta berbagai penumpasan GPK, dan yang paling teranyar adalah
adanya DENSUS 88.
Jika sekarang 1 Juli, (atau anggap
saja hari ini adalah 1 Juli; kemarin, 1
Juli; dan besok juga 1 Juli) dirayakan sebagai Hari Polri, saya pun tak tahu
mengapa 1 Juli dan bukan 21 Agustus. Penetapan 1 Juli 1946 dengan ketetapan
Pemerintah No 11/SD/1946, dibentuk Djawatan Kepolisian Negara yang bertanggung
jawab langsung kepada Perdana Menteri. Tanggal tersebut, dijadikan sebagai Hari
Bhayangkara. Biarlah semua terjadi, dan menjadi sejarah yang tak terlupakan
oleh keluarga besar Polri; dan siapa yang mau merubahnya!?
POLRI tetap hadir dan ada dengan
VISI, mampu menjadi pelindung Pengayom dan Pelayan Masyarakat yang selalu dekat
dan bersama-sama masyarakat, serta sebagai penegak hukum yang profesional dan
proposional yang selalu menjunjung tinggi supermasi hukum dan hak azasi
manusia, Pemelihara keamanan dan ketertiban serta mewujudkan keamanan dalam
negeri dalam suatu kehidupan nasional yang demokratis dan masyarakat yang
sejahtera, (polri.go.id).
Berdasar Visi dan Misinya, Polri,
mau mendekat diri ke/pada masyarakat - rakyat, dan menghadirkan - mendekatkan
negara ke/pada tengah-tengah masyarakat, serta memberi rasa aman kepada mereka.
Hal-hal utama tersebut, tak jauh berbeda atau sudah sangat jauh berbeda dengan
hakekat polisi yang sebenarnya, (lihat catatan I). Rakyat yang bukan anggota
dan keluarga besar POLRI yang bisa menilai hal tersebut.
Rakyat biasa yang pernah merasakan
sepak terjang manis dari Polri; dan juga teriakan pahit serta kepahitan yang
dilakukan Polri. Polri juga bukan
institusi suci yang tanpa salah, mereka pun ada hal-hal yang menjauhkan dirinya
dari rakyat; namun tak sedikit di antara mereka yang menjadikan dirinya ada
untuk/serta terasa aman, damai dan
perdamaian.
Polri bukan lagi pasukan tempur,
seperti ketika ia lahir; polri bukan juga bagian dari TNI ABRI, seperti pada
era ORBA; polisi telah menjadi polisi
yang sebenarnya. Akan tetapi, jika
melihat pada realitas sekarang, di Nusantara, tempatnya POLRI berkiprah, apakah
sudah seperti visi dan misinya!? Dan ini,
biarlah jajaran POLRI yang menjawabnya.
POLRI memang sesuatu yang bisa mati,
namun bukan abadi; Polri bisa tak ada jika RI tak ada; bila tak ada NKRI,
polisi tetap ada. Anggota polisi mempunyai batasan umur dan kerja, namun POLRI
tetap ada dan terus ada seiring dengan adanya NKRI.
Ketika Polri merayakan hari ulang
tahunnya, (besok, kemarin, dan hari
ini), rakyat biasa tak berharap banyak, tapi cuma mau “Polri ............... kembalilah kepada hakikat polisi yang sebenarnya .. !!!!”
Sumber Referensi : Jappy.8k.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar